Rabu, 29 Ogos 2012

Legal Aid - It's a wrap.

Alhamdulillah, entry baru muncul setelah blog ini hampir bersawang. Kesibukan dan kecemburuan masa menjadi punca blog ini tidak saya manfaatkan sebaiknya. Semoga keampunan Allah menyebelahi saya.

Legal Aid Programme saya semakin menghampiri penghujung. Hari ini siang tadi hari terakhir saya dapat menembusi tembok besar penjara secara sah dan halal. Minggu depan minggu terakhir tugasan legal aid yang mana tiada lagi sesi ke penjara, cuma tinggal untuk follow up.

Saya tidak bercadang untuk menulis panjang namun saya copy-paste kan di sini status FB saya yang saya tulis sepulangnya saya dari penjara hari ini. Semoga ia memanfaatkan kita semua dan semoga di akhirat nanti apabila di soal kepada saya, zaman muda saya dihabiskan bagaimana, sekurang-kurangnya saya dapat menjawab, berblogging perkara yang bermanfaat. InsyaAllah. Amin. 

Status untuk Kes Rogol 1:

"Had a so tiring day in Kajang Prison. 
Heard a scary confession from a young offender age 20 today; 
"Saya memang geram dengan perempuan, saya benci tengok perempuan. Setiap kali saya menyamun, kalau ada perempuan, mesti saya rogol!" 
Ibu-ibu, bapa-bapa, didik anak-anakmu dengan rujukan Quran dan Sunnah. Jangan perjudikan nasib anak-anak dengan keseronokan kalian mengejar 'indahnya' dunia. Akibatnya, anak-anak tersalah pilih jalan, tersalah nilai pedoman, ter-rogol ter-samun anak orang dan tersumbat di kotak-kotak sel penjara. Kalau lah semua ibu bapa berkejar-kejaran mengejar bilangan anak-anak soleh dan solehah untuk mereka didik di dunia ini demi saham akhirat mereka, kan indahnya dunia."
Status untuk Kes Rogol 2:


"I had a juvenile client this morning. He is 17. He committed rape. Everytime I asked him about his family background, he seems reluctant to attend to my questions. His father is very angry. His father refused to bail him out. Poor boy. 
He confessed that he had intercourse with his girlfriend of same age few times before. The worst thing is that he is charged for committing rape against a chinese
 lady whom he randomly caught after seeing her cycling in the middle of a night. Could you believe a 17 year old boy is that horny?
 
He asked me about the possibility for him to get into the juvenile centre and he told me, if possible he wants to request for STB - Sekolah Tunas Bakti.
 
I wish I could tell him that the juvenile centre could promise him nothing good for his improvement or his future but I just couldn't. 
I am sorry but the system really need to change. Sending the juveniles into the centres is just as same as producing more talented criminals when they are free. Why? They get into the centre with 1 knowledge, they 'graduate' with thousands of knowledge of committing crime.
 
Perhaps the government can establish a more islamic/religious based juvenile centre like Raudhatus Sakinah rather than wasting money, energy etc for the unhealthy juvenile centres. 
 
If only our family member is the one who is charged for such crimes, what will we do? Have you ever think about it?"



Saya tahu status-status di atas sudah cukup panjang untuk dihadam, difaham dan dicerna. Semoga kalian membuka ruang di hati dan minda untuk 'alert' dengan kesakitan yang menimpa masyarakat kita hari ini.

Namun harus diingatkan, tujuan perkongsian bukan untuk menakutkan tetapi saya percaya adalah tanggungjawab saya untuk menjentik minda sahabat-sahabat sekalian untuk mula cakna dengan kehidupan sekeliling kita. Sungguhpun kita rasa kita sudah bijak, perlulah kita sedar bahawa besar kemungkinan anak-anak dan generasi seterusnya mungkin tidak begitu bijak jika kita gagal mengambil langkah bijak.

Dan, saya pohon jangan dicaci maki mereka yang telah ter-salah memilih jalan dan mengambil langkah. Kita perlu berhati-hati namun tak perlu sampai menghukum semua pesalah dengan caci maki hentaman kita. Semua orang berhak diberi peluang untuk perbaiki diri.

Wassalam